Selasa, 23 Maret 2010
khutbah terakhir Rasulullah SAW pada haji wada'
Wahai manusia, dengarkanlah baik-baik apa yang hendak Ku katakan. Aku tidak mengetahui dengan teliti kata-kataku apakah aku dapat bertemu lagi dengan kalian setelah tahun ini. Oleh karena itu dengarlahini dan sampaikanlah kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.
Wahai manusia, sebagaimana engkau menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanatkan kepadamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah engkau sakiti siapapun agar orang lain tidak menyakitimu. Ingatlah bahwa sesungguhnya engkau akan menemui Tuhan-mu dan Dia pasti membuat perhitungan atas segala amalan kalian. Allah telah mengharamkan riba, oleh sebab itu segala urusan yang melibatkan riba tinggalkan mulai sekarang.
Waspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agamamu. Dia telah putus asa untuk menyesatkan kalian dalam dosa besar, maka berjaga-jagalah supaya kalian tidak mengikutinya dalam dosa kecil.
Wahai manusia, sebagaimana kalian menpunyai hak atas isteri kalian, mereka juga mempunyai hak di atas kalian. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kalian maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kalian dengan baik dan berlemah lembutlah terhadap mereka karena sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kalian yang setia. Dan hak kalian atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kalian tidak sukai ke dalam rumah kalian dan dilarang melakukan zina.
Wahai manusia, dengarkanlah dengan sungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sholat lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kalian, kerjakanlah ‘ibadah Haji’ sekiranya kamu mampu. Ketahuilah bahwa setiap Muslim adalah saudara atas Muslim yang lainnya. Kalian semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh.
Ingatlah, bahwa kalian akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggung- jawabkan di atas segala apa yang telah kalian kerjakan. Oleh karena itu waspadalah agar jangan sekali-kali kalian keluar dari landasan kebenaran setelah ketiadaanku.
Wahai manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang setelahku dan tidak akan lahir agama baru. Oleh karena itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kalian. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kalian dua perkara, yang sekiranya kalian berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al Quran dan Sunnahku.
.Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah ya ALLAH, bahwa telah aku sampaikan risalah Mu kepada hamba-hamba Mu. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Khotbah terakhir dari Baginda Nabi Besar Muhammad SAW
Aku rindu pada mu ya Rasul,,
telah banyak dosa dan kesalahanku
telah jauh aku dari pesan mu
Engkau memang telah tiada
tapi engkaulah penuntun ku
ya Rasul tak lagi engkau ada diantara kami
tapi sayangmu untuk umatmu tak kan pernah hilang
Muhammad memang telah kembali
tapi Alloh SWT yang ahad tetplah hidup
dan maha hidup………..
jangan lah engakau jadikan aku peneyembah selain engkau
ya Alloh,, Muhammad SAW hanyalah penyampai Fieman MU..
semua yang ada di dunia ini hanyalah makhluk dan ciptaan Mu..
semua yang pernah terlahir dari rahim ibunya adalah makhluq
dan Tuhan hanyalah Engkau ya Alloh.
janganlah Engkau jadikan aku pengagung , penyembah
apa yang pernah telahir, tiada yang setara dengan MU ya Alloh SWT
tiada yang pantas di sebut Tuhan, jika mereka pernah diciptakan,
dilahirkan, makan,minum,berkerinagat, membuang kotoran, masih tergantung pada yang lain, miskin, bahkan bisa disiksa ,tiadalah sifat satupun itu bagi MU” Karena Engkaulah sang Pencipta, yang maha kekal, dan maha Kaya , pada Engkau sendirilah Engkau bergantung. “”
Ya… Alloh, janganlah Engakau masukkan aku kedalam golongan orang - orang yang menyembah ciptaan MU itu. jangan lah engakau jadikan aku penyembah hamba, tapi teguhkanlah iman ku pada Mu yang ahad.
1.Katakan, ” Dia lah Alloh yang maha esa
2.Alloh Tempat meminta segala sesuatu
3.Dia tiada beranak dan tiada pula di peranakkan
4.Dan tiada sesuatu pun yang setara dengan Dia” ***AL-Ikhlash***
teguhkanlah ketentuan MU, itu di hati ku ini.
AMIEN….
Rabu, 10 Maret 2010
KATA HATI
KAULAH PUJAANKU
indahnya dunia diselimuti cinta
bahasa kalbu penuntun hati
gelora
merekah bagai bunga mawar yang berbunga
hati adalah curahan jiwa
yang takkan bisa bersandiwara
karena dia adalah kasih putih
yang
tanpa bisa terusik oleh apapun
dan tetap kokoh dengan rasanya
kasih putih penyejuk jiwa
kasih putih tuntunan hati
yang selalu membawa dalam kedamaian
membawa diri dalam kehangatan
Langit kian merona di ufuk timur
Cahanya membaur seiring datangnya pagi
Embun mulai menetes diujung dahan
Memancarkan sinar pelangi indah
Surau kembali sunyi.......
Gema panggilan tuhan hilang berganti
Kini suara kicauan burung yang terngiang
Ku beranjak dari peraduan
Menyibak selimut sisa semalam
Kubuka mata peralahan
Kubenamkan mimpi yang tertunda
Hari ini ....ku suarakan lagu kerinduan
Mengingat wajah terpatri dalam ingatan
Wajah....senyuman...tak luput dari ingatan
Ku nanti saat pertemuan dengannya
Tuhan hanya doa suci yang terucap
Tulus dari dalam lubuk hati
Satukan kami...padukan dalam satu kehidupan
Kugantungkan wajahnya bak hiasan diri
Terbingkai dari benih kesetiaan
Dahan daun biarkan berguguran
Namun tetap pada tangkainya.
Perasaanku..
aku mungkin bukan orang yang terbaik buatmu
atau mungkin bukan kekasih impianmu
tetapi aku memujamu seolah kau diatas langit
tak dapat kuraih
namun membuatku ingin selalu memelukmu
aku mungkin bukan orang yang cocok buat cintamu
atau pendamping hidupmu
tetapi bagiku kaulah segala galanya
yang selalu menguatkan hidupku
Tak mungkinkah aku memilikimu?
Jatuh cinta
Aku ingin menyamarkan diriku dalam bayang-bayang keyakinan
Sampai aku mampu meyakini diriku sendiri
sebab hanya satu cinta sejatiku....
Saat aku menulis ini..
Musik syahdu tengah memenuhi ruanganku
Musik yang membawa anganku jatuh pada satu pribadi
Maka sadarlah aku pada sebuah kebenaran
Nyatanya aku jatuh cinta...
Nada mengalun lembut...
Merasuk ke hati dan berdesir ke seluruh jiwaku
Akh...aku jatuh cinta kepadamu
aku terkagum, tersanjung, dan terpesona
karna yang terbaik ada pada dirimu
Aku ingin mengenal-Mu lebih dalam lagi
Dan jadikan aku tuk layak Kau cintai
ENTAH...
Entah...
Dalam dekapan rasa
Untuk berapa kali aku duduk di sini.
Entah...
Dalam dekapan rindu.
Berapa kali lagi aku akan di sini.
Saat ini...
Dengan segala asa.
Masih duduk di dermaga tua ini.
Entah...sampai kapan aku di sini
Mungkin...ya...mungkin.
Sampai tidak ada lagi dermaga
Di
Entahlah...
Rindu
Hembusan angin lirih menyapa
Ku coba merasakan
smilir kehadiran dirimu kasih
Sedingin udara di hujan terakhir
membuat diri ini
merindukan sosokmu
wahai penyejuk hatiku.
Ku selalu akan berjanji
untuk terus menyayangimu
sejuta puisi untukmu
Hanya untukmu..
Harapanku
malam yang sunyi …
tanpa bintang - bintang yang biasa bersinar terang …
seperti hati ku yang kini sedang kelam …
di rundung mendung yang sangat tebal …
wahai angin laut disana…
pahami jeritan hati ku yang sunyi …
tolonglah aku dari derita yang tak kunjung selesai ….
tariklah aku dari kelamku ….
ada kah seorang kekasih yang sunguh mencintaiku ….
bukan kekasih yang tinggalkan ku disaat kegundahan ….
adakah cinta yang abadi untuk ku …
bukan cinta yang selalu menghilang dalam suramnya hati …
aku hanya ingin ketulusan …
aku hanya mendamba kebahagiaan dari cinta …
aku hanya berharap kesetiaan yang abadi …
datang pada ku hari ini, esok, dan seterusnya ….
Kata hati
Saat malam mulai merambat dunia,
Saat itulah aku merindukan
Sang rembulan pasti bisa menerangi
Gelapnya malam, saat itulah saat
Yang paling indah untuk merangkai
Kata – kata . . .
Betapapun hati ini rindu untuk bertemu,
Memandang wajahmu yang selalu
Bermain dipelupuk mataku,
Tak henti namamu selalu
Ku sebut dalam setiap hela nafasmu.
Hanya satu kata yang bisa ku ucapkan
Dari satu kata yang biasa ku ucapkan
Dari hati yang paling terdalam
Aku menyayangimu dan akan selalu mencintaimu
Tak Pernah
engkau yang laksana embun
wajah indah selembut kabut
selalu bersinar laksana bintang
yang selalu berpijar dihatiku
kau pernah buatku berarti
isi lembaran hati dengan bahagia
taburkan semerbak harap
namun kini harus kutepikan bayangmu
meski berontak hasrat di jiwa
jiwaku menangis
meski lirih meski terisak
suarakan bagian jiwa
yang mencari diantara debu dan kenangan
meski tertatih
meski merintih
kulanjutkan langkah ini
Kasih..
Mengapa setiap kali aku mencoba melupakanmu,
Byang-bayanganmu semakin kuat mencengkram nuraniku..
Benarkh karena aku begitu mencintaimu?
Benarkah aku masih belum rela melepasmu?
Oh.. Betapa rapuhnya aku
betapa susahnya menerima kenyataan ini..
padahal di
Atau kau sedang berusaha menghabisi bayanganku..
Selamat tinggal cinta..
Kini saatnya, saat dimana aku harus melupakan
Dan mengubur mimpi mimpi indah tentangmu..
Kasih..
Meski pahit, aku terpaksa terima kenyataan ini.
Dia Pergi Bersama Lukaku
Sudah lama aku menunggu
sudah lelah akumengharapkan
tapi kau bru menyadarinya
akuingin kau pergi
dengan semua luka yg kau berikan
dangan samua sakit hatiku
dan kini aku bebas
aku lepas
dari rasa berdosa
dari rasabersalah
cinta yang kita miliki
memang tak mudah tuk dilupakan
tapi sakit hati ini
akan lebih perih bila kita
terus bersama
mungkin suatu saat kau mengerti
apa yg ku inginkan dari cinta mu
yg pastinya sekarang kita
sudah tak besama
untuk selamanya
dan aku berharap kau
mau memaafkan ku
TANGISAN RASULULLAH
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'
'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi.
'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?'
'Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.'
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?'
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.'
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku'
'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku'
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita